Selasa, 15 Februari 2011

Belajar Irama Seni Baca Al-Qur'an dengan Menggunakan Pola Tahji

Pada postingan ini temanya seputar Irama Seni Baca Al-Qur'an yang selama ini ana dan temen-temen geluti.baik itu mengajar di Instansi, kelompok pengajian bapak-bapak/ibu majlis ta'lim ataupun privat anak dirumahnya masing-masing.

Akhina Rohimakumulloh...

Pada saat sahabat melewati mesjid atu bahkan sahabat-sahabat yang kebetulan bertempat tinggal dekat mesjid tentunya sering sekali mendengar bacaan murottal alqur'an yang begitu indahnya mengalun.bahkan terkadang sesekali kita mencoba mengikuti bacaanya.bagi sahabat-sahab yang menyenangi bacaan murottal al-qur'an ane mencoba membantu dengan tutorial sederhana secara teoritis meskipun hal ini tidaklah cukup sebab untuk membuat sahabat-sahabat mahir harus di peraktekan secara langsung.
Seni adalah sebagian dari rasa indah yang lahir dari dalam rohani manusia. Manusia dapat menciptakan sesuatu karena kemauan, dan kemauan itu timbul karena daya paduan antara rasa rohaniyah manusia dan pikirannya sebagaimana disebutkan dalam ilmu jiwa. Ilmu jiwa membagi rasa dalam dua bagian yaitu, rasa indera dan rasa rohani.
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, sawah lading, itulah kesenangan di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” QS Ali Imron 14
diilihat dari segi vokal suara irama seni baca Al-Qur'an terbagi kedalam tiga katagori, yaitu:
1. Naghom Ialah vocal suara indah tunggal (tanpa diiringi alat musik), dan tidak terikat dengan not balok serta khusus dipergunakan untuk Tazyin As-Shout bi tilawah Al-Qur’an
2.Talhin Yaitu vocal suara indah dan tunggal yang “arobiyy Al-Qur’an, namun ada yang terkait dengan not balok, sehingga dipergunakan juga untuk selain Al-Qur’an, seperti Qoshidah, Nasyid dan lain-lain.
3.Taronnum Ialah vocal suara indah Al-Qur’an, namun suara ini ada juga yang mempergunakan alat musik, sehingga banyak terkait dengan not balok. Di sinilah timbul istilah Tawsyich bagi orang yang mempelajari Seni Baca Al-Qur’an (taronnum Al-Qur’an), karena kebanyakan tawsyich itu terikat dengan not-not yang telah tersusun

HUKUM MELAGUKAN/MELAGAMKAN BACAAN AL-QUR'AN

Untuk membaca Al-Qur’an dengan jahr (suara keras), disunnahkan oleh Rosulullah SAW agar dibaca dengan bagus.
1.Bagus bacaannya
2.Bagus Tajwidnya
3.Bagus suaranya
4.Bagus lagu dan variasinya
5.Bagus pengaturan nafasnya
6.bagus penghayatannya, dsb

Firman Allah SWT. :
“Bacalah Al-Qur’an itu dengan setartil-tartilnya”. (QS Al-Muzammil 4)
“Dan kami membaca Al-Qur’an dengan setartil-tartilnya”.(QS Al-Furqon 32)
Pada masa sahabat Rosulullah SAW,Ali Karromallahu Wajhah memberikan penjelasan bahwa : “Tartil adalah membaguskan huruf-huruf dan mengerti mengenai berhentinya bacaan”.
Sabda Rosulullah SAW. :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang merdu menambah keindahan Al-Qur’an” (HR. Ad-Darimy)
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib RA, ia berkata : telah bersabda Rosulullah SAW : “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan lain-lainnya)
“Siapa saja yang membaca al-Qur’an tidak dengan irama, tidak termasuk golonganku”
( HR. Abu Daud, al-Bukhori, Imam Ahmad )
“Bacalah Al-Qur’an dengan luhun (lagu) dan bentuk suara Arab”
(Imam malik, an-Nasa’i )
“ Wahai Abu Musa, engkau telah dikaruniai suara bak seruling keluarga Nabi Daud” ( HR. Al-Bukhori, Muslim )
“ Allah itu lebih suka mendengarkan seseorang yang membaca al-Qur’an dengan keindahan suaranya daripada terhadap penyanyi( HR. Ibnu Majah )

SYARAT MENJADI SEORANG QORI
1.Memiliki niat yang ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah SWT semata. Karena niat akan menentukan hasil.
2.Memiliki kemampuan di bidang ilmu Tajwid.
3.Memilki waktu khusus untuk berguru, Musyafahah/Talaqqi kepada guru al-Qur’an yang ahli.
4.Selalu “Nderes” ngaji. Atau sering membaca Al-Qur’an secara rutin (istiqomah)
6.Senantiasa berlatih/melatih kembali Maqro’/segala sesuatau yang telah disampaikan oleh Guru secara istiqomah pula. Hal ini juga sebagai media melatih kualitas vokal.
7.Mengerti dan memahami makna ayat yang dibaca, sehingga tepat dalam Waqaf dan Ibtida’nya, serta panjang dan pendeknya bacaan.
8..Memiliki dan menguasai Ilmu Nagham, baik secara teori maupun praktek
9.Memiliki mental yang kuat, berani tampil di depan masyarakat luas. Sifat- sifat 10.pemalu, demam panggung, nervous, ndre-deg,wa ‘ala alihi wa sohbih harus dihilangkan. Karena akan sangat mempengaruhi bacaan.
11.Memiliki ketahanan nafas yang terkendali. Karena sangat dilarang keras jika suka curi-curi nafas saat membaca Al-Qur’an.
12.Memiliki kemampuan bersuara dari nada rendah hingga nada tinggi secara teratur, bahkan sampai kepada nada yang paling tinggi (jawabul jawab)
13.Memiliki kesehatan Jasmani dan Rohani.
14.Mengamalkan Akhlaqul Qur’an.

TINGKATAN SENI BACA AL-QUR’AN
1-Mu’allam : Seni baca al-Qur’an dasar
2-Murottal : Seni baca al-Qur’an lanjutan
3-Mujawwad : Seni baca al-Qur’an yang
menggunakan nada rendah
sedang dan tinggi dengan
irama yang khusus

MACAM-MACAM JENIS IRAMA BACAAN AL-QUR'AN
1.Bayati
2.Shoba
3.Hijaz
4.Nihawand
5.Rast
6.Sika
7.Jiharka 
POLA TAHAJJI

POLA 1
اَلْبَاءُ بَاءٌ مِنْ بَبِّ بَيْنَ بَابِكُمْ
بَيْنَ بَابِكُمْ بَوْبًاوَاَبْوَابًا
بَيْنَ بَابِكُمْ بَوْبًاوَاَبْوَابًا

POLA 2
اَلْبَاءُ بَاءٌ مِنْ بَبِّ بَيْنَ بَابِكُمْ
بَيْنَ بَابِكُمْ بَوْبًاوَاَبْوَابًا
بَيْنَ بَابِكُمْ بَوْبًاوَاَبْوَابًا


صدق الله العظيم


Sahabat ingin belajar bersama kami?
Hubungi Managment LQ Assa'aadah
022-91263328/081221256752 (ZENAL ABIDIN)

Minggu, 06 Februari 2011

Seputar Seni Baca al-Qur'an

Suatu ketika ada orang bertanya, ”Untuk apa membaca al-Quran kalau tidak memahami artinya?” Pertanyaan ini menyiratkan problem umum kaum muslim di negara-negara yang tidak berbahasa Arab. Terkadang pertanyaan tersebut dilontarkan oleh orang yang kemudian meninggalkan sama sekali membaca     al-Quran. Tetapi ada juga yang setelah bertanya begitu, dia menjadi terdorong untuk belajar memahami bahasa al-Quran. Terlepas dari itu, betulkah membaca al-Quran tanpa memahami maknanya itu tidak berguna?

Dalam Islam ada ajaran bahwa membaca al-Quran merupakan ibadah. Mengerti atau tidak, pembacanya tetap akan mendapatkan pahala, bahkan biarpun ia membacanya dengan susah payah dan banyak salah, tetap ada pahalanya. Dan pahala membaca al-Quran bukan dihitung per ayat, melainkan  per huruf. Ini adalah kegunaan pertama membaca al-Quran, yakni mendapatkan pahala.

Tapi bukan itu yang dimaksud. Kita kaitkan pertanyaan di atas dengan fungsi seni. Apakah fungsi seni? Setidaknya ada dua jawaban besar: menghibur dan mengajarkan sesuatu. Horace, penyair Yunani kuno, menyebutnya dulce (indah) dan utile (berguna). Dua fungsi ini paling mudah dilihat dalam karya sastra. Pada karya sastra yang baik, ia terasa indah sekaligus memberikan pencerahan atau wawasan tertentu bagi pembacanya. Pada karya seni jenis lain, seperti musik, lukis, dan tari, fungsi kedua mungkin agak tertutupi oleh yang pertama. Namun pandangan tradisional biasanya selalu berupaya mencari makna di balik setiap nada, gerak, garis, dan warna.
Apakah al-Quran merupakan karya seni?
Pertama dan terutama, al-Quran tentulah kitab suci atau buku petunjuk bagi orang-orang yang mengimaninya. Sebagai buku petunjuk, al-Quran mengajarkan sesuatu, antara lain nilai-nilai moral, hukum kemasyarakatan, wawasan sejarah, hingga ramalan masa depan. Namun al-Quran adalah kitab suci yang sangat nyeni (artistik) dan indah (estetis). Unsur seni dalam al-Quran setidaknya terasa pada dua hal: gaya bahasa (seni sastra) dan rima atau persajakan (seni musik).
Orang yang tidak mengerti bahasa Arab tidak akan mampu memahami dan mencapai keindahan dari gaya sastra al-Quran. Tapi rima atau pengulangan bunyi akhir adalah soal lain. Kata-kata dalam aksara Arab terdiri dari suku kata-suku kata yang mesti dibaca dengan tempo tertentu, ada yang pendek ada yang panjang. Ini saja sudah menimbulkan irama tersendiri. Ditambah dengan penataan rimanya yang sangat apik, menjadi sempurnalah unsur musikal pada ayat-ayat al-Quran.

Pada aspek inilah orang yang tidak paham bahasa Arab masih bisa mendapatkan sesuatu dari membaca al-Quran, yakni keindahan. Memang dia tidak mengerti artinya, tapi rasanya nikmat, syahdu, menggetarkan, sekaligus melembutkan jiwa. Dan karena al-Quran merupakan wahyu Tuhan, terasa ada yang gaib di sana, sesuatu yang religius dan spiritual.
Al-Quran bukanlah karya seni modern dan mungkin bukan karya seni. Tapi kita bisa mendekatinya sebagaimana kita mengapresiasi karya seni modern. Al-Quran, sepanjang ia dibaca secara tartil (sesuai tajwid), pembacanya akan merasakan aura keindahan menyelimuti dan merasuk ke dalam dirinya. Jika suaranya tidak buruk, atau malah tergolong merdu, maka orang di sekelilingnya yang mendengar pembacaan itu akan merasakan pula keindahannya.

Keindahan al-Quran akan lebih menjadi-jadi manakala ia dibaca dengan teknik tertentu yang disebut dengan qiraat atau seni membaca al-Quran. Terlebih jika qari-nya memiliki suara yang merdu. Membaca al-Quran sebagai seni berarti membaca al-Quran dengan maksud untuk menikmati keindahan rimanya. Membaca al-Quran sebagai seni tidak menuntut pemahaman, siapapun asalkan menguasai cara membaca aksara Arab, bisa mengakses keindahan musikal dari al-Quran.

Mencintai al-Quran, mempelajari, dan mengamalkan ajarannya, insya Allah bisa dimulai dan dipupuk dengan cara ini: membacanya sebagai seni.

Program

Sejalan dengan tujuannya, LQ Assa’aadah mengadakan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, diantaranya: Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan calon ustadz/pengelola pendidikan Al Qur'an, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan al-Qur’an bagi guru agama di bawah DIKNAS atau Kementrian Agama; Mendorong, membina dan mengembangkan berdirinya Taman Kanak-Kanak Al Qur'an (TKQ), Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) dan Ta'limul Qur'an lil Aulad wal asaatidz (TQA); Menyediakan dan memasarkan berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan di lembaga pendidikan Al qur'an; Memberikan Jasa bimbingan yang berhubungan dengan Tilawah al-Qur’an, tahfid al-Qur’an, Naghmah Al-Qur’an, Tafsir dan Ulumul Quran, baik di tempat ataupun privat; Menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah dan nonpemerintah dalam rangka memperlancar terwujudnya berbagai usaha tersebut.


Bagi sahabat yang ingin bergabung belajar bersama kami, hubungi managment LQ Assa'adah di:

022-91263328/081221256752

Visi & Misi

LQ Assa’aadah  bertujuan Memberantas buta huruf Al Qur'an dan meningkatkan pengetahuan Al Qur'an di kalangan masyarakat dalam rangka mewujudkan generasi Qur'ani, juga meningkatkan pemahaman tentang al-Qur’an bagi pengelola dan pengasuh di beberapa lembaga pendidikan umum ataupun agama pada khususnya dengan mengadakan kerjasama yang produktif antar lembaga-lembaga pendidikan tersebut, sehingga diharapkan akan  lahir para pengajar yang handal dan professional.